Skip to main content

Review Game Tales Of Destiny (PS1)






Halooooooo. Setelah sekian lama akhirnya saya akan memulai tulisan lagi. Pada kali ini saya ingin mengulas sebuah game PS1 kesukaan saya ketika masih bocah, serta game agak jadul. Nama game ini adalah Tales Of Destiny, dimana merupakan series kedua dari seri game Tales Of.

http://gallery.abyssalchronicles.com/albums/todk_8282013/t14.jpg

Informasi umum dari wikipedia

Developer : Wolf Team
Publisher   : Namco
Artist : Mutsumi Inomata
Write : Kazuya Ishizuka
Composer : Motoi Sakuraba, Shinji Tamura
Series : Tales
Platform : PlayStation dan PlayStation2
Release date : December 23, 1997(jepang), September 30, 1998(amerika utara)
Genre : Role-playing video game
Mode : Single-player dan multiplayer

Gameplay

Gameplay dari permainan ini bisa saya bilang unik untuk dijamannya dimana gameplaynya beda dari yang lain ya kurang lebih sama seperti series sebelumnya Tales of Phantasia.
Cara mainnya layaknya gabungan dari action, figting, rpg secara live time. Jadi hal pertama seperti game rpg pada umumnya untuk bertemu monster pada world map atau kadang pada dungeon. Dimana monster atau musuh muncul secara acak walaupun kadang musuh muncul berhadapan atau tertampang dilayar dikarenakan memang lagi event seperti itu.


Secara umumnya dari wikipedia adalah menggunakan Linear Motion Battle System, jadi setiap kali bertarung, bukan seperti game RPG pada umunya yang gantian nyerang namun kita sebagai pemain utama akan mengendalikkannya utuh seperti figting sehingga dapat melakukan serangan kombo, sedangkan tim kita juga menyerang baik itu menggunakan spell, ataupun serangan fisik.

Story

Jalan cerita disini dimulai dari Stahn(tokoh utama) berada di pesawat secara diam-diam atau ilegal, namun ga lama di dalam pesawat dia ketahuan dan akhirnya ia bertugas dibagian dek pesawat sebagai pengepel lantai. Singkat cerita baru kerja sebentar tiba-tiba pesawat diserang oleh monster, para kru lain mulai berguguran, Stahn yang belum ada senjata pun hanya bisa kabur hingga ke bagian gudang. Nah dari gudang tersebut ia akhirnya menemukan Dymlos. Pedang ampuh yang bisa bicara dan memilih pemiliknya sendiri. Akhirnya setelah mendapatkan pedang tersebut Stahn berusaha untuk menyelamatkan kru yang lain.
Namun karena banyaknya monster tersebut, Stahn hanya dapat menyelamatkan dirinya sendiri walaupun pada awalnya ia tidak mau, karena dipaksa oleh kru yang lain akhirnya ia kabur dari pesawat dengan sebuah kapsul.
Lanjut cerita Stahn terdampar disuatu tempat yang banyak saljutnya dari situ Stahn mulai berpetualan dengan yang lain. Dalam pertualangan tersebut itu Stahn mendapatkan banyak teman diantara yang memiliki pedang yang dapat berbicara juga.
Dan untuk kelanjutannya bisa didapat dari memaikan game ini sendiri.

Grafik

Selanjutnya grafik. Grafik game ini memukau dijamannya ketika masih 16-bit jadi seluruh terlihat detail apalagi ketika di kota, gambaran perkotaan yang sangat memukau dari segi efek cahaya, pantulan, serta penggambarnnya.
Grafik yang memukau terlihat juga dari ketika dalam game dimana terdapat pantulan kita pada air, jejak kaki, tetesan air, ataupun pendukung dari burung serta suana yang menarik lainnya. Namun yang paling menarik adalah ketika suasana pelabuhan.
Selain itu pada beberapa adegan terdapat sebuah animasi atau anime singkat pada game tersebut yang mendukung sehingga tidak bosan pada game ini. Serta kualitas anime tersebut juga patut diacungkan jempol.
 Sayangnya untuk bagian dunia atau ketika lagi berpergian antar kota grafik sangat standar hanya terdapat gunung, pohon, dataran, serta lautan. tampilannya sama selainnya itu map untuk menunjukan sebuah kota hanya merupakan titik, tidak ada penjelasan yang lain.

Suara

Suara pada game ini sangat bersifat nostalgia, sehingga pemain dibuat takjub, setiap karater ketika sedang melakukan skill akan mengeluarkan suara dimana jika semua karakter hingga ke AI maka suara-suara tersebut keluar, namun tidak bersamaan ataupun bergantian karena ketika mengeluarkan terdapat jeda waktu sehingga bentrokan tersebut dapat dihindarkan
Selain pada pertarungan, pada backsound juga sangat indah, backsound yang digunakan pun sangat pas dari suara pada di gurun pasir, dataran es, dalam laut, pesawat, serta kota.
Biasanya backsound pada kota merupakan backsound terbaik.

Tales Of Destiny, Secara keseluruhan game ini keren baik dari segi grafis, gameplay, suara, ataupun jalan ceritanya

Comments

Popular posts from this blog

Aspek Hukum & Keamanan, Arsitektur Web, dan Pembuatan Blog

Aspek Hukum dan Keamanan WEB/Internet Undang - Undang ITE Dalam penggunaan ITE terdapat undang-undang yang mengaturnya, seperti yang dijelaskan dibawah : Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tidak dapat menjangkau semua aspek hukum dalam kegiatan atau perbuatan hukum yang dilakukan dalam internet, tetapi dapat didukung oleh peraturan perundang-undangan lainnya sehingga tidak akan terjadikekosongan hukum dalam setiap peristiwa hukum yang terjadi sebagai jalan keluar dalam penegakan hukumnya. Disebutkan bahwa kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga ruang cyber (cyber space), meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau perbuatan hukum yang nyata. Secara yuridis kegiatan pada ruang cyber tidak dapat didekati dengan ukuran dan kualifikasi hukum konvensional saja sebab jika cara ini yang ditempuh akan terlalu banyak kesulitan dan hal yang lolos dari pemberlakuan hukum. Pasal 1 angka 3 Undang-

Evolusi Komputer

Evolusi Komputer Pada awalnya computer merupakan alat hitung, sesuai dengan arti awalnya yaitu computare dari bahasa latin yang artinya menghitung. Namun, seiring berjalannya waktu makna computer telah berganti menjadi alat bantu elektronik yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan beberapa tugas seperti : memproses, memanipulasi, mengontrol, ataupun menyimpan data. Adapun perkembangan computer dari abacus atau sempoa hingga ke wearable device yang digunakan jaman sekarang ini. Perkembangan computer sangatlah hebat . Perkembangan Komputer Abacus Komputer pertama kali muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia yang digunakan para pedagang untuk menghitung. Bentuknya terbuat dari biji-bijian yang disusun disebuah rak agar dapat digeser yang dimana digunakan untuk menghitung. Namun dengan perkembangannya pensil dan kertas di Eropa membuat abacus mulai ditinggalkan.