Latar Belakang Ilmu dan teknologi
terutama teknologi informasi berkembang sangat pesat. Pesatnya perkembangan
teknologi ini berdampak pada perubahan sosial budaya. Misalnya e-commerce
merupakan perubahan radikal dalam aspek ekonomi, di sektor pemerintahan ada
e-government.
Demikian pula di sektor pendidikan
sudah berkembang apa yang disebut e-Learning.
E-learning adalah sebuah proses pembelajaran yang berbasis elektronik.
Salah satu media yang digunakan adalah jaringan komputer. Dengan
dikembangkannya jaringan komputer memungkinkan untuk dikembangkan proses
belajar mengajar berbasis web, sehingga dapat dikembangkan ke jaringan computer
yang lebih luas yaitu internet, Sistem e- learning dengan menggunakan internet
disebut juga internet enabled learning.
Penyajian e-learning berbasis web ini bisa menjadi lebih interaktif. Sehubungan dengan hal di atas maka sangatlah
perlu bagi penyelenggara pendidikan untuk memperhatikan kebutuhan masyarakat
akan pendidikan serta kemudahan segala aspek pendukungnya. E- Learning yang
digunakan sebagai media harus bisa dioptimalkan, sehingga penyelenggaraan
pendidikan akan semakin berkembang.
Definisi E-Learning
Berbagai pendapat dikemukakan untuk
dapat mendefinisikan E-learning secara tepat. Bentuk E-learning sendiri cukup
luas, sebuah portal yang berisi informasi ilmu pengetahuan sudah dapat
dikatakan sebagai situs E-learning. Menurut Jo Hamilton Jones tahun 2003,
e-learning atau internet enabled learning menggabungkan metode pengajaran dan
teknologi sebagai sarana dalam belajar.
Definisi lain dari E-learning adalah
proses instruksi yang melibatkan penggunaan peralatan elektronik dalam
menciptakan, membantu perkembangan, menyampaikan informasi, menilai dan
memudahkan suatu proses belajar mengajar dimana siswa sebagai pusatnya serta
dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun.
Istilah e-Learning atau eLearning
mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga banyak pakar yang menguraikan
tentang definisi e-learning dari berbagai sudut pandang. Salah satu definisi
yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya dari :
Darin E. Hartley tahun 2001 yang menyatakan:
eLearning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan
tersampaikannya bahan ajar ke siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet
atau media jaringan komputer lain.
LearnFrame.Com dalam Glossary of
eLearning Terms menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: eLearning
adalah sistem pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung
belajar mengajar dengan media Internet, jaringan komputer, maupun komputer
standalone
Matthew Comerchero dalam E-Learning
Concepts and Techniques mendefinisikan: E- learning adalah sarana pendidikan
yang mencakup motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi dan teknologi.
Karena ada keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka
tetap termotivasi. E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus
pulang -pergi. Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan
media yang dapat diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang
sesuai dan sarana teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau
internet.
Dari berbagai macam definisi yang ada,
dapat disimpulkan bahwa yang disebut sebagai e-Learning adalah konsep
pendidikan yang memanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam proses
belajar mengajar.
Jenis aplikasi e-learning Berdasarkan
teknologi yang digunakan, e- learning dibagi atas basis teknologi yaitu:
A.
Computer
Based Training (CBT) Era dimana mulai bermunculan aplikasi e-learning yang
berjalan dalam PC standalone ataupun berbentuk kemasan CD-ROM. Isi berupa
materi dalam bentuk tulisan maupun multimedia (video dan audio) dalam format
MOV, MPEG-1 atau AVI. Perusahaan perangkat lunak Asymstrix (sekarang bernama
Clickllearn) mengeluarkan tool pengembangan bernama Toolbook sedangkan
Macromedia juga mengembangkan perangkat lunak bernama Authorware. Dengan
menggunakan tools yang disediakan maka pengguna mempunyai kesempatan untuk
mencoba soal-soal latihan tanpa batasan jumlah dan tingkat kesulitannya Namun,
pada e-learning dengan konsep ini, komunikasi yang terjadi hanya satu
arah.
B.
LMS
(Learning Management System) Seiring dengan perkembangan teknologi internet di
dunia, masyarakat dunia mulai terkoneksi dengan internet. Kebutuhan akan
informasi yang cepat diperoleh menjadi mutlak, dan jarak serta lokasi bukanlah
halangan lagi. Disinilah muncul sebuah Learning Management System atau biasa
disingkat dengan LMS. Perkembangan LMS yang semakin pesat membuat pemikiran
baru untuk mengatasi masalah interoperability antar LMS yang ada dengan suatu
standard. Standard yang muncul misalnya adalah standard yang dikeluarkan oleh
AICC (Airline Industry CBT Committee), IMS, IEEE LOM, ARIADNE, dsb.
Contoh aplikasi ini adalah
Atutor. Pada aplikasi ini terdapat fasilitas penulisan materi, upload materi,
penugasan, pembuatan bank soal, pengujian dan penilaian serta fasilitas
komunikasi antar pengguna yaitu chatting, forum dan blog, dan dapat juga
ditambahkan modul menarik lainnya seperti kalender dan photoalbum.
C.
Aplikasi e-learning berbasis web Perkembangan LMS menuju ke aplikasi
e-learning berbasis Web secara total, baik untuk pembelajar (learner) maupun
administrasi belajar mengajarnya. LMS mulai digabungkan dengan situs-situs
portal yang pada saat ini boleh dikata menjadi barometer situs-situs informasi,
majalah, dan surat kabar dunia. Isi juga semakin kaya dengan berpaduan
multimedia, video streaming, serta penampilan interaktif dalam berbagai pilihan
format data yang lebih standard, berukuran kecil dan stabil.
Contoh
aplikasi ini adalah Dokeos. Dokeos merupakan free software yang di release oleh
GNU GPL dan pengembangannya didukung oleh dunia internasional. Sistem
operasinya bersertifikasi yang bisa digunakan sebagai konten dari sistem
managemen untuk pendidikan. Kontennya meliputi distribusi bahan pelajaran,
kalender, progres pembelajaran, percakapan melalui text/audio maupun video,
administrasi test, dan menyimpan catatan. Tujuan utama dari dokeos adalah
menjadi sistem yang userfriendly dan flexibel serta mudah dipakai.
Metode Pembelajaran
Pada
dasarnya cara penyampaian atau cara pemberian (delivery system) dari e-learning
, dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: komunikasi satu arah dan komunikasi dua
arah. Komunikasi atau interaksi antara guru dan murid memang sebaiknya melalui
sistem dua arah. Dalam e-learning , sistem dua arah ini juga bisa
diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:
a.
Dilaksanakan melalui cara langsung artinya pada saat instruktur memberikan
pelajaran, murid dapat langsung mendengarkan
b. Dilaksanakan melalui cara tidak langsung
misalnya pesan dari instruktur direkam dahulu sebelum digunakan.
Karakteristik e-learning ini antara lain
adalah:
a.
Memanfaatkan
jasa teknologi elektronik. Guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan
sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah tanpa dibatasi oleh
hal-hal yang bersifat protokoler.
b.
Memanfaatkan keunggulan komputer (digital
media dan computer networks)
c.
Menggunakan
bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer
sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila
yang bersangkutan memerlukannya
d.
Memanfaatkan
jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang
berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.
Faktor-Faktor dalam
Pemanfaatan E-Learning
Ahli-ahli pendidikan dan
ahli internet menyarankan beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum
seseorang memilih internet untuk kegiatan pembelajaran (Hartanto dan Purbo,
2002) antara lain:
a.
Analisis Kebutuhan (Need Analysis) Dalam tahapan awal, satu hal yang
perlu dipertimbangkan adalah apakah memang memerlukan e-learning . Pertanyaan
ini tidak dapat dijawab dengan perkiraan atau dijawab berdasarkan atas saran
orang lain. Setiap lembaga menentukan teknologi pembelajaran sendiri yang
berbeda satu sama lain. Untuk itu perlu diadakan analisis kebutuhan atau need
analysis yang mencakup studi kelayakan baik secara teknis, ekonomis, maupun
social.
b.
Rancangan Instruksional yang berisi tentang isi pelajaran, topik, satuan
kredit, bahan ajar/kurikulum.
c.
Evaluasi yaitu sebelum program dimulai, ada baiknya dicobakan dengan
mengambil beberapa sampel orang yang dimintai tolong untuk ikut mengevaluasi.
Terakhir yang harus
diperhatikan masalah yang sering dihadapi yaitu:
a. Masalah akses untuk bisa
melaksanakan e-learning seperti ketersediaan jaringan internet, listrik,
telepon dan infrastruktur yang lain.
b. Masalah ketersediaan software
(piranti lunak). Bagaimana mengusahakan piranti lunak yang tidak mahal.
c. Masalah dampaknya terhadap
kurikulum yang ada.
d. Masalah skill and knowledge . Oleh
karena itu perlu diciptakan bagaimana semuanya mempunyai sikap yang positif
terhadap media internet dan perangkatnya sehingga penggunaan teknologi baru
bisa mempercepat pembangunan.
Kelebihan dan
Kekurangan E-Learning
Menyadari bahwa di internet dapat
ditemukan berbagai informasi dan informasi itu dapat diakses secara lebih
mudah, kapan saja dan di mana saja, maka pemanfaatan internet menjadi suatu
kebutuhan. Bukan itu saja, pengguna internet bisa berkomunikasi dengan pihak
lain dengan cara yang sangat mudah melalui teknik e-moderating yang tersedia di
internet. Contoh SMART School di Malaysia.
Ada empat hal yang perlu disiapkan
sebelum pemanfaatan internet untuk e-learning yaitu :
a. Melakukan penyesuaian kurikulum.
Kurikulum sifatnya holistik. Pengetahuan, keterampilan dan nilai (values)
diintegrasikan dengan kebutuhan di era informasi ini. Kurikulumnya bersifat
competency based curriculum .
b. Melakukan variasi cara mengajar untuk
mencapai dasar kompetensi yang ingin dicapai dengan bantuan komputer.
c. Melakukan penilaian dengan
memanfaatkan teknologi yang ada (menggunakan komputer, onl ine assessment
system )
d. Menyediakan material pembelajaran
seperti buku, komputer, multimedia, studio, dll yang memadai. Materi
pembelajaran yang disimpan di komputer dapat diakses dengan mudah baik oleh
guru maupun siswa.
Dari berbagai pengalaman
dan juga dari berbagai informasi yang tersedia di literatur, memberikan
penjelasan tentang manfaat penggunaan internet, khususnya dalam pendidikan
terbuka dan jarak jauh (Soekartawi, 2002), antara lain dapat disebutkan sbb:
a. Tersedianya fasilitas e-moderating.
Guru dan siswa dapat berkomunikasisecara mudah melalui fasilitas internet
secara regular atau kapan saja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan tanpa
dibatasi oleh jarak, tempat dan waktu.
b.
Guru dan siswa dapat menggunakan
bahan ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui
internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar
dipelajari.
c.
Siswa dapat belajar atau me- review bahan ajar setiap saat dan di mana
saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di komputer.
d.
Bila siswamemerlukan tambahan informasi berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses
di internet secara lebih mudah.
e.
Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang
dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah ilmu
pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.
f.
Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif
g.
Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari
perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi mereka yang sibuk bekerja,
bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri, dsb-nya.
Walaupun demikian pemanfaatan internet untuk
pembelajaran atau e- learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan
antara lain:
a.
Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu
sendiri. Kurangnya interaksi ini bisa memperlambat terbentuknya values dalam
proses belajar dan mengajar.
b.
Kecenderungan mengabaikan aspek akademik atau aspek sosial dan
sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek bisnis
c.
Proses belajar dan mengajarnya
cenderung ke arah pelatihan bukan pendidikan.
d.
Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran
konvensional, kini juga dituntut menguasai teknik pembelajaran yang menggunakan
internet.
e.
Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar tinggi cenderung gagal
f. Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet (mungkin hal ini
berkaitan dengan masalah tersedianya listrik, telepon ataupun komputer).
g. Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan bidang
internet dan kurangnya penguasaan bahasa
komputer.
Sumber :
Comments
Post a Comment