Skip to main content

Desain Pemodelan Grafik 2

Desain Pemodelan Grafis dari Segi Interaksi Manusia dan Komputer

Interaksi manusia dan komputer dalam bahasa Inggris yaitu human–computer interactior atau disingkat HCI adalah disiplin ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dan komputer yang meliputi perancangan, evaluasi, dan implementasi antarmuka pengguna komputer agar mudah digunakan oleh manusia.

http://www.cdm.depaul.edu/academics/PublishingImages/heroHCI.jpg

Pembelajaran tentang Desain Pemodelan Grafis berusaha menemukan cara yang paling efisien untuk merancang pesan elektronik, sedangkan dari  segi interaksi manusia dan komputer sendiri adalah serangkaian proses, dialog dan kegiatan yang dilakukan oleh manusia untuk berinteraksi dengan komputer yang keduanya saling memberikan masukan dan umpan balik melalui sebuah antarmuka untuk memperoleh hasil akhir yang diharapkan. Dalam pengaplikasianya dapat dibuat sebuah sistem, sistem yang dibuat harus sesuai dengan kebutuhan manusia dan dirancang atau dibuat untuk memudahkan manusia.

Sejarah dan Pengertian Desain Komunikasi Visual

http://www.themarysue.com/wp-content/uploads/2012/12/CavePainting.jpg#geekosystem

Sejarah Komunikasi Visual

Sejak jaman pra-sejarah manusia telah mengenal dan mempraktekkan komunikasi visual.  Bentuk komunikasi visual pada jaman ini antara lain adalah piktogram yang digunakan untuk  menceritakan kejadian sehari-hari pada Jaman Gua (Cave Age), bentuk lain adalah hieroglyphics  yang digunakan oleh bangsa Mesir. Kemudian seiring dengan kemajuan jaman dan keahlian  manusia, bentuk-bentuk ini beralih ke tulisan, contohnya prasasti, buku, dan lain-lain. Dengan  perkembangan kreatifitas manusia, bentuk tulisan ini berkembang lagi menjadi bentuk-bentuk  yang lebih menarik dan komunikatif, contohnya seni panggung dan drama; seperti sendratari  Ramayana, seni pewayangan yang masih menjadi alat komunikasi yang sangat efektif hingga  sekarang.  Sebagai suatu profesi, desain komunikasi visual baru berkembang sekitar tahun 1950-an.  Sebelum itu, jika seseorang hendak menyampaikan atau mempromosikan sesuatu secara visual,  maka ia harus menggunakan jasa dari bermacam-macam “seniman spesialis”. Spesialis-spesialis  ini antara lain adalah visualizers (seniman visualisasi); typographers (penata huruf), yang  merencanakan dan mengerjakan teks secara detil dan memberi instruksi kepada percetakan;  illustrators, yang memproduksi diagram dan sketsa dan lain- ain. Desain komunikasi visual atau lebih dikenal di kalangan civitas akademik di Indonesia dengan singkatan DKV pada dasarnya merupakan istilah penggambaran untuk proses pengolahan media dalam berkomunikasi mengenai pengungkapan ide atau penyampaian informasi yang bisa terbaca atau terlihat. Desain Komunikasi Visual erat kaitannya dengan penggunaan tanda-tanda (signs), gambar (drawing), lambang dan simbol, ilmu dalam penulisan huruf (tipografi), ilustrasi dan warna yang kesemuanya berkaitan dengan indera penglihatan.

https://handybudiono.files.wordpress.com/2014/01/1-post-06.jpg

 Proses komunikasi disini melalui eksplorasi ide-ide dengan penambahan gambar baik itu berupa foto, diagram dan lain-lain serta warna selain penggunaan teks sehingga akan menghasilkan efek terhadap pihak yang melihat. Efek yang dihasilkan tergantung dari tujuan yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan dan juga kemampuan dari penerima pesan untuk menguraikannya.


 Pengertian dan Fungsi Desain Komunikasi Visual

 Desain komunikasi visual adalah desain yang mengkomunikasikan informasi dan pesan  yang ditampilkan secara visual. Desainer komunikasi visual berusaha untuk mempengaruhi  sekelompok pengamat. Mereka berusaha agar kebanyakan orang dalam target group (sasaran)  tersebut memberikan respon positif kepada pesan visual tersebut. Oleh karena itu desain  komunikasi visual harus komunikatif, dapat dikenal, dibaca dan dimengerti oleh target group  tersebut.

https://titinurhakikidamanik.files.wordpress.com/2012/01/187023_100001182313719_6257912_n.jpg


 Dalam perkembangannya selama beberapa abad, desain komunikasi visual mempunyai  tiga fungsi dasar, yaitu sebagai sarana identifikasi, sebagai sarana informasi dan instruksi, dan  yang terakhir sebagai sarana presentasi dan promosi.

 a. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana identifikasi
      Fungsi dasar yang utama dari desain komunikasi visual adalah sebagai sarana  identifikasi. Identitas seseorang dapat mengatakan tentang siapa orang itu, atau dari mana  asalnya. Demikian juga dengan suatu benda atau produk, jika mempunyai identitas akan dapat  mencerminkan kualitas produk itu dan mudah dikenali, baik oleh produsennya maupun  konsumennya. Kita akan lebih mudah membeli minyak goreng dengan menyebutkan merek X  ukuran Y liter daripada hanya mengatakan membeli minyak goreng saja. Atau kita akan membeli  minyak goreng merek X karena logonya berkesan bening, bersih, dan “sehat”.

https://humanrecource.files.wordpress.com/2013/11/employee-survey-feedback-copy.jpg

b. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana informasi dan instruksi
     Sebagai sarana informasi dan instruksi, desain komunikasi visual bertujuan menunjukkan  hubungan antara suatu hal dengan hal yang lain dalam petunjuk, arah, posisi dan skala; contohnya  peta, diagram, simbol dan penunjuk arah. Informasi akan berguna apabila dikomunikasikan  kepada orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat, dalam bentuk yang dapat dimengerti,  dan dipresentasikan secara logis dan konsisten. Simbol-simbol yang kita jumpai sehari-hari  seperti tanda dan rambu lalu lintas, simbol-simbol di tempat-tempat umum seperti telepon umum,  toilet, restoran dan lain-lain harus bersifat informatif dan komunikatif, dapat dibaca dan  dimengerti oleh orang dari berbagai latar belakang dan kalangan. Inilah sekali lagi salah satu  alasan mengapa desain komunikasi visual harus bersifat universal.


c. Desain Komunikasi Visual sebagai sarana presentasi dan promosi
    Tujuan dari desain komunikasi visual sebagai sarana presentasi dan promosi adalah untuk  menyampaikan pesan, mendapatkan perhatian (atensi) dari mata (secara visual) dan membuat  pesan tersebut dapat diingat; contohnya poster. Penggunaan gambar dan kata-kata yang  diperlukan sangat sedikit, mempunyai satu makna dan mengesankan. Umumnya, untuk mencapai tujuan ini, maka gambar dan kata-kata yang digunakan bersifat persuasif dan menarik, karena  tujuan akhirnya adalah menjual suatu produk atau jasa.

Perbedaan Desain Komunikasi Visual dan Seni Murni

 Desain Komunikasi Visual bukan seni murni. Seorang seniman pada bidang seni murni terkadang mempunyai penonton atau pengamat hanya satu (seniman itu sendiri), dimana karya seni tersebut merupakan ekspresi emosi dan perasaan dari seniman itu sendiri yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan diri seniman tersebut. Sedangkan seorang desainer komunikasi visual menghadapi lebih dari satu pengamat yang kadangkala bisa mencapai jutaan orang, dimana desainer itu harus dapat memahami dan menginterpretasikan permintaan seseorang atau sekelompok orang ke dalam suatu karya desain yang pada akhirnya bertujuan untuk memuaskan orang atau sekelompok orang itu.

Contoh Desain Komunikasi Visual

    Seringkali desain komunikasi visual tampak seperti seni murni, dan sebaliknya seni murni dapat tampak seperti desain komunikasi visual. Bahan dan teknik yang digunakan juga hampir sama, tetapi maksud dan tujuan masing-masingnya berbeda. Seniman dan desainer, keduanya berusaha memecahkan problem visual, tetapi seniman murni bertujuan lebih untuk memuaskan diri; sedangkan desainer harus menggerakkan sekelompok orang untuk menghadiri suatu acara, mengikuti petunjuk, memahami peta suatu lokasi atau membeli suatu produk.



http://www.vangoghgallery.com/catalog/image.aspx?fn=images/0612.jpg
Contoh Seni Murni karya Van Gogh


      Desain komunikasi visual memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai informasi-informasi yang berkomunikasi secara visual. Tanda-tanda dan rambu-rambu lalu lintas, poster-poster promosi tentang restoran, hotel dan lain sebagainya, semua dapat memberikan informasi kepada pengamatnya yang terdiri dari berbagai kelompok usia dan berasal dari berbagai kalangan dan golongan. Hal ini juga yang membedakan desain komunikasi visual dari seni murni, di mana desain komunikasi visual harus bersifat universal (dapat dimengerti oleh semua orang), sedangkan dalam seni murni lebih bersifat emosional, di mana maksud dari seniman itu tidak harus dapat diartikan dan dibaca oleh orang lain.

 Elemen-Elemen Desain Komunikasi Visual

Untuk dapat berkomunikasi secara visual, seorang desainer menggunakan elemen-elemen untuk menunjang desain tersebut. Elemen-elemen yang sering digunakan dalam desain komunikasi visual antara lain adalah tipografi, simbolisme, ilustrasi dan fotografi. Elemen-elemen ini bisa digunakan sendiri-sendiri, bisa juga digabungkan.

a. Desain dan Tipografi
    Tipografi adalah seni menyusun huruf-huruf sehingga dapat dibaca tetapi masih mempunyai nilai desain. Tipografi digunakan sebagai metode untuk menerjemahkan kata-kata (lisan) ke dalam bentuk tulisan (visual). Fungsi bahasa visual ini adalah untuk mengkomunikasikan ide, cerita dan informasi melalui segala bentuk media, mulai dari label pakaian, tanda-tanda lalu lintas, poster, buku, surat kabar dan majalah. Karena itu pekerjaan seorang tipografer (penata huruf) tidak dapat lepas dari semua aspek kehidupan sehari-hari.

b. Desain dan Simbolisme
    Simbol telah ada sejak adanya manusia, lebih dari 30.000 tahun yang lalu, saat manusia prasejarah membuat tanda-tanda pada batu dan gambar-gambar pada dinding gua di Altamira, Spanyol. Manusia pada jaman ini menggunakan simbol untuk mencatat apa yang mereka lihat dan kejadian yang mereka alami sehari-hari.

    Dewasa ini peranan simbol sangatlah penting dan keberadaannya sangat tak terbatas dalam kehidupan kita sehari-hari. Kemanapun kita pergi, kita akan menjumpai simbol-simbol yang mengkomunikasikan pesan tanpa penggunaan kata-kata. Tempat-tempat umum seperti pusat perbelanjaan, hotel, restoran, rumah sakit dan bandar udara; semuanya menggunakan simbol yang komunikatif dengan orang banyak, walaupun mereka tidak berbicara atau menggunakan bahasa yang sama.

c. Desain dan Ilustrasi
    Ilustrasi adalah suatu bidang dari seni yang berspesialisasi dalam penggunaan gambar yang tidak dihasilkan dari kamera atau fotografi (nonphotographic image) untuk visualisasi. Dengan kata lain, ilustrasi yang dimaksudkan di sini adalah gambar yang dihasilkan secara manual.
Pada akhir tahun 1970-an, ilustrasi menjadi tren dalam Desain Komunikasi Visual. Banyak orang yang akhirnya menyadari bahwa ilustrasi dapat juga menjadi elemen yang sangat kreatif dan fleksibel, dalam arti ilustrasi dapat menjelaskan beberapa subjek yang tidak dapat dilakukan dengan fotografi, contohnya untuk untuk menjelaskan informasi detil seperti cara kerja fotosintesis.

d. Desain dan Fotografi
    Ada dua bidang utama di mana seorang desainer banyak menggunakan elemen fotografi, yaitu penerbitan (publishing) dan periklanan (advertising). Beberapa tugas dan kemampuan yang diperlukan dalam kedua bidang ini hampir sama. Menurut Margaret Donegan dari majalah GQ, dalam penerbitan (dalam hal ini majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk bercerita dengan baik dan kontak dengan pembaca; sedangkan dalam periklanan (juga dalam majalah) lebih diutamakan kemampuan untuk menjual produk yang diiklankan tersebut.

    Fotografi sangat efektif untuk mengesankan keberadaan suatu tempat, orang atau produk. Sebuah foto mempunyai kekuasaan walaupun realita yang dilukiskan kadangkala jauh dari keadaan yang sesungguhnya. Selain itu sebuah foto juga harus dapat memberikan kejutan dan keinginan untuk bereksperimen, misalnya dalam hal mencoba resep masakan yang baru atau tren berpakaian terbaru. Selain elemen-elemen ini, seorang desainer perlu mengerti tentang konsep dasar pemasaran dan hubungannya dengan visualisasi. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bekerja dengan rapi dan tepat. Ia juga perlu mempunyai kemampuan untuk bersosialisasi (people skills) untuk menghadapi klien, supplier, sub kontraktor, percetakan dan lain-lain.

Comments

Popular posts from this blog

Review Game Tales Of Destiny (PS1)

Halooooooo. Setelah sekian lama akhirnya saya akan memulai tulisan lagi. Pada kali ini saya ingin mengulas sebuah game PS1 kesukaan saya ketika masih bocah, serta game agak jadul. Nama game ini adalah Tales Of Destiny, dimana merupakan series kedua dari seri game Tales Of. Informasi umum dari wikipedia Developer : Wolf Team Publisher   : Namco Artist : Mutsumi Inomata Write : Kazuya Ishizuka Composer : Motoi Sakuraba, Shinji Tamura Series : Tales Platform : PlayStation dan PlayStation2 Release date : December 23, 1997(jepang), September 30, 1998(amerika utara) Genre : Role-playing video game Mode : Single-player dan multiplayer Gameplay Gameplay dari permainan ini bisa saya bilang unik untuk dijamannya dimana gameplaynya beda dari yang lain ya kurang lebih sama seperti series sebelumnya Tales of Phantasia. Cara mainnya layaknya gabungan dari action, figting, rpg secara live time. Jadi hal pertama seperti game rpg pada umumnya untuk bertemu monste

Aspek Hukum & Keamanan, Arsitektur Web, dan Pembuatan Blog

Aspek Hukum dan Keamanan WEB/Internet Undang - Undang ITE Dalam penggunaan ITE terdapat undang-undang yang mengaturnya, seperti yang dijelaskan dibawah : Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tidak dapat menjangkau semua aspek hukum dalam kegiatan atau perbuatan hukum yang dilakukan dalam internet, tetapi dapat didukung oleh peraturan perundang-undangan lainnya sehingga tidak akan terjadikekosongan hukum dalam setiap peristiwa hukum yang terjadi sebagai jalan keluar dalam penegakan hukumnya. Disebutkan bahwa kegiatan melalui media sistem elektronik, yang disebut juga ruang cyber (cyber space), meskipun bersifat virtual dapat dikategorikan sebagai tindakan atau perbuatan hukum yang nyata. Secara yuridis kegiatan pada ruang cyber tidak dapat didekati dengan ukuran dan kualifikasi hukum konvensional saja sebab jika cara ini yang ditempuh akan terlalu banyak kesulitan dan hal yang lolos dari pemberlakuan hukum. Pasal 1 angka 3 Undang-

Evolusi Komputer

Evolusi Komputer Pada awalnya computer merupakan alat hitung, sesuai dengan arti awalnya yaitu computare dari bahasa latin yang artinya menghitung. Namun, seiring berjalannya waktu makna computer telah berganti menjadi alat bantu elektronik yang digunakan untuk membantu manusia dalam melakukan beberapa tugas seperti : memproses, memanipulasi, mengontrol, ataupun menyimpan data. Adapun perkembangan computer dari abacus atau sempoa hingga ke wearable device yang digunakan jaman sekarang ini. Perkembangan computer sangatlah hebat . Perkembangan Komputer Abacus Komputer pertama kali muncul sekitar 5000 tahun yang lalu di Asia yang digunakan para pedagang untuk menghitung. Bentuknya terbuat dari biji-bijian yang disusun disebuah rak agar dapat digeser yang dimana digunakan untuk menghitung. Namun dengan perkembangannya pensil dan kertas di Eropa membuat abacus mulai ditinggalkan.